Faktor Pendidikan Adalah Salah Satu Yang Membuat Buruh Kalah

Medan, 18 Mei 2024
Mungkin sudah sering didengar, dan juga mungkin sudah dihafal oleh para buruh, bahwa faktor pendidikan adalah penyebab kekalahannya. Buruh harus kehilangan hak atas lembur, upah dibawah upah minimum, dan lain sebagainya karena faktor pendidikan. Karena faktor pendidikan buruh kehilangan sebahagian upahnya karena pengetahuannya tidak melihat apa itu upah minimum.
Begitupun dengan upah lembur yang harus hilang karena ketidak tahuan buruh akan aturan mengenai upah lembur. Akibat pengetahuan yang tidak mencukupi, buruh terlihat tidak sadar bahwa dirinya sebenarnya kehilangan haknya. Dan sialnya, ketika diberitahukan kepada buruh tentang haknya yang hilang, buruh malah melihat negatif kepada pihak yang memberitahukan.
Baca : JAM KERJA, JAM LEMBUR DAN CARA MENGHITUNG BERAPA UPAH LEMBUR (gerakanmerdeka.com)
Sebegitu pentingnya pengetahuan bagi buruh, namun sungguh sayang hingga saat ini belum terlihat maksimal buruh memperhatikan faktor pendidikannya dan keluarganya. Pendidikan, masih terlihat cukup hingga sampai jenjang SMA saja dan tidak perlu memikirkan kelanjutannya. Sungguh timpang dengan para pengusaha dalam memperhatikan pendidikannya dan keluarganya.
Hari ini, seorang praktisi pendidikan di Indonesia membuat sebuah acara yang bertajuk Leadership Camp. Acara tersebut digelar di Kota Medan, tepatnya di Hotel Radison Medan, dari tanggal 18 hingga 19 Mei 2024.
Praktisi Pendidikan tersebut bernama Merry Riana. Ia merupakan pemilik dari lembaga Merry Riana Learning Centre (MRLC) di Indonesia. MRLC ini adalah pusat pengembangan diri pertama & satu-satunya di Indonesia yang menggunakan metode belajar Experiential Learning Technologies. Tercatat sudah lebih dari 10.000 orang siswa lulusan dari lembaga MRLC. Setelah lulus dari MRLC, banyak lulusannya yang mendapatkan prestasi nasional dan internasional. Cukup luar biasa, dalam memberikan pengembangan prestasi lulusannya.
Baca Juga : Merry Riana Learning Centre
Para orang tua berbondong-bondong mengikutkan anak nya di acara yang digelar selama dua hari tersebut. Jelas, ini wujud dari orang tua yang memiliki mimpi besar akan capaian anak nya di massa depan. Dari penampilannya, sekilas terlihat mereka orang yang secara ekonomi dari golongan menengah ke atas. Artinya, kaum menengah keatas mempersiapkan diri dan keturunan nya untuk beberapa tahun ke depan agar tetap dilevel ekonomi tersebut.
Lalu bagaimana dengan para buruh yang sedang menjaga pos sequrity di perkebunan karet sana ?. Bagaimana pula dengan pendodos sawit di perkebunan kelapa sawit sana ?. Pun para pekerja di pabrik sarung tangan, pabrik getah dan lainnya ? apakah memikirkan pengembangan anak seperti mereka ?
Apa jadinya 30 tahun kedepan bagi anak anak dari orang tua yang mengikutkan anak nya di program-program pendidikan seperti MRLC ?. Apa jadinya 30 tahun kedepan bagi anak anak sequrity, penderes, pendodos, buruh pabrik sarung tangan dan lainnya ?. Mungkinkah terjadi pertukaran posisi ekonomi, dimana anak buruh masuk ke golongan ekonomi menengah ke atas ?. Sepertinya kecil kemungkinan jika kondisi nya buruh tidak juga memperhatikan sektor pendidikan pada anaknya.
Artinya, 30 tahun kedepan kemungkinan besar anak buruh anak tetap menjadi buruh. Anak orang tua dari golongan menengah atas akan tetap berada di golongan menengah ke atas.
Apakah prediksi diaatas akan tetap dibiarkan terwujud demikian ? apakah buruh tidak juga memikirkan perubahan nasibnya ?. Yang jelas, semakin hari terlihat kehidupan buruh bukan semakin baik, namun semakin sulit. Lihat saja bagaimana hak buruh saat sebelum dan sesudah undang-undang cipta kerja berlaku ?, pastinya semakin susah.
Mau dibiarkan kondisi tersebut terwujud ? atau mau merubahnya ? mungkinkan berubah ?. Jika ingin merubahnya buruh harus memperhatikan sektor pendidikan padanya dan anak-anaknya. Buruh harus merubah dirinya menjadi lebih maju dari segi cara berfikir untuk bisa melihat pentingnya sektor pendidikan.
Perubahan pada buruh adalah hal yang pertama harus terwujud untuk selanjutnya dapat melakukan upaya yang mengarah kepada merubah prediksi-prediksi tersebut. Mungkinkah buruh merubah dirinya ?. Ada serikat pekerja yang bisa melakukan hal tersebut, dan serikatlah peluang terdekat yang dimiliki oleh buruh untuk merubah dirinya. Untuk itu, berserikat dan aktif diserikat, adalah hal yang harus dilakukan oleh para buruh. (yig)
