Guna Perjuangan Yang Lebih Besar, Driver Ojol Bangun Serikat


Deklarasi Serikat Ojol Deklarasi Serikat Ojol
Langkat, 19 September 2024
 
Media perlawanan Abang dan Kakak Driver Ojek Online (Driver Ojol) kini meningkat kualitasnya. Sebelumnya mereka hanya berbentuk komunitas komunitas, namun kini sudah membangun Serikat. Inilah media yang mewadahi mereka dan perlawanannya. Serikat Pekerja mereka bernama, Serikat Pekerja Pengemudi Online Bersatu (SPPOB). 
 
 
“Dengan SPPOB ini, saya yakin perlawanan kami pasti semakin besar”, tutur Hendra. Hendra Susanto, SH adalah Paralegal LBH & PHAM Indonesia Bonum Communae. Selama ini dirinya konsern dalam kerja-kerja advokasi pada sektor transportasi online. Dirinya juga merupakan driver ojol, yang sebentar lagi akan diangkat sumpah menjadi seorang Advokat. 
 
Hendra mengatakan bahwa sejatinya mereka adalah pekerja. Akan tetapi kencangnya kampanye buruk yang menyatakan mereka adalah Mitra, telah membuat keraguan luar biasa tentang status mereka pada diri driver ojol sendiri. “Sukurlah, FGD yang mereka lakukan dengan Kementerian Tenaga Kerja dan ILO berhasil mendorong terbentuknya SPPOB. 
 
 
Namun sebagai Driver Ojek Online yang belajar hukum, Hendra tidak sepakat dengan  langkah lanjut pemerintah. Dia tidak sepakat dengan rencana pengaturan regulasi/ peraturan terkait Ojol. “Harusnya yang dilakukan pemerintah itu membuatkan aplikasi milik Serikat, dan ajari kami mengelolanya sendiri”, tutur Hendra.
 
 
 
Calon Advokat ini juga mengatakan dengan sistem demikian maka keuntungan pengusaha selama ini dapat dibagi rata. ” Bukankah targetnya adalah kesejahteraan ? maka bangunkan aja buat kami aplikasi itu”, ungkap Hendra. 
 
Dari komunikasi gerakanmerdeka.com dengan Andi seorang ahli IT di Jakarta, diketahui biaya bangun aplikasi Ojol sekitar 200 juta. “Indonesia punya ide kerjasama serta gotong royong dalam sebuah organisasi yang disebut Koperasi”. Lanjutnya, jadi mengapa tidak membangun itu buat kami”.
 
Ia pun mengatakan bahwa driver ojol pasti mampu bergotong royong mengumpulkan 200 juta itu jika pemerintah tidak berperan. “Kami banyak, ribuan dalam satu aplikasi, gak susah 200 juta itu diadakan, atau hutang pun jadi”, tuturnya. 
 
 
Hendra berharap pemerintah dapat melihat idenya tersebut. “Saya juga berharap teman teman dapat menyadari hal ini dan selanjutnya berfikir mewujudkan nya”. “Kami harus menyatukan diri dan melawan ego kami dalam persatuan ini agar menang”, tutupnya 
 
Sebenarnya Partai Buruh Exco Sumatera Utara memiliki ide tersebut  sejak dahulu. Namun ide tersebut masih belum bisa terwujud karena belum adanya peluang untuk mewujudkannya. ” Kami berharap 2029 Partai Buruh mampu mendudukkan kadernya di legislatif. Sebab hanya itu caranya agar segala ide baik nya dapat terwujud”, tutur Fanaban Kader Partai Buruh Exco Asahan (yig).
 
Hendra Susanto, S.H.
Hendra Susanto, S.H.
 
 
What’s your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top