Kabinet Prabowo Gibran Dan Harapan Driver Online Indonesia

 

Diskusi dengan Driver Online siang itu cukup menarik. Lukman, nama sang Driver Online yang asli cepu tapi berdomisili di Bekasi. Saat ditanya tanggapan nya akan pemerintahan kedepan, dia menjawab dengan gelengan yang pasti. “Waduh, repot jawabnya Pak, naikin emosi jadinya” Tuturnya sambil tertawa. 

 

Dia mengatakan bahwa, menjadikan driver online terkategori buruh saja pemerintah tidak mau. “Kami ni ya Bang, THR gak punya, cuti gak ada, BPJS apalagi”, tegasnya sedih. ” Nah, pemerintah sendri, berhenti nya hanya sampai di menganjurkan semua itu agar dipenuhi oleh aplikator”, tambahnya. 

 

 

Menjelang lebaran lalu, memang di Indonesia santer terdengar pembicaraan terkait THR bagi driver online. Perbincangan yang terjadi topiknya seputaran apakah driver online terkategori buruh atau tidak. Dan memang pada ujung perdebatan itu pemerintah condong melihat driver online sebagai Mitra dari aplikator. 

 

 

LBH & PHAM Indonesia Bonum Communae ternyata punya pandangan lain. Hal ini terlihat dari halaman pencarian google yang menunjukkan pemberitaan gerakanmerdeka.com tanggal 29 September 2024. Dalam pemberitaan tersebut disampaikan saran agar negara membangunkan aplikasi sendiri bagi para driver online. Tidak berhenti disitu, disarankan juga agar para driver online membentuk koperasi bersama sebagai pengelola aplikasi.

 

 

Tentunya ketika pengelolanya adalah koperasi, keuntungan yang diperoleh akan dibagi keseluruh anggota. “Itu baru pas, semua sama rasakan potongan yang ada”, tutur Lukman sambil tersenyum. “Tapi gak tau ya, kok bisa peemerintah tidak usulkan itu, apa tidak tau ? mana mungkin”, tegasnya lantang.

 

 

Lukman sangat sepakat dan berkata ide ini perlu disosialisasikan kepada para Driver Ojol. “Harus ada yang sosialisasikan ide ini Bang, agar segera terbentuk koperasi dan menjalankan aplikasinya”, tuturnya. “Hanya ini caranya agar kami lebih sejahtera, saya yakin sekali”, tutup Lukman dengan semangat. (yig)