Sisi Buruk Kecanggihan Komunikasi, Mampu Merusak Silaturahmi
Karo, 3 Desember 2023, gerakanmerdeka.com
Salah satu penyebab laris manisnya tehnologi komunikasi adalah kemudahan yang didapat dalam hal komunikasi. Jarak yang begitu jauh, semua terasa dekat dan tidak butuh waktu lama. Komunikasi secara bersama dengan jumlah lebih dari dua orang, dapat dilakukan dengan maksimal.
Tentunya hal ini sebuah kemudahan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari. Terkhusus untuk kepentingan bisnis, kelebihan alat komunikasi dengan tehnologi canggih ini sangat mendukung proses bisnis.
Hal ini lah yang membuat tidak aneh ketika ada orang yang memiliki HP/ Android lebih dari 1 unit. Selanjutnya juga, tidak aneh ketika kita bisa melihat penggunaan HP/ Android yang ukurannya besar, seukuran layar laptop. Hal tersebut juga digandrungi dikarenakan kebutuhan dari pada pengguna yang bisa dikarenakan bisnis serta hal lainnya.
Namun menjadi suatu hal yang patut disayangkan ketika kecanggihan komunikasi ini justru mengikis silaturahmi. Budaya kunjung mengunjungi, berbicara secara langsung, perlahan lahan terkikis dengan keberadaan tehnologi ini.
Yang luar biasanya lagi, pada kesempatan berkumpul, masih saja disibukkan dengan komunikasi HP/ Android. Masing -masing sibuk menggunakan HP/ Android masing-masing, seolah orang yang ada di depan tidak begitu penting.
Dahulu, setiap pertemuan, baik resmi maupun tidak resmi, baik diwarung maupun di tempat tak resmi, komunikasi pasti sangat hangat. Selain bicara, permainan bersama masyarakat pun menjadi warna lain dalam kumpulan tak resmi masa lalu. Catur, salah satu olah raga bermain yang kadang mewarnai kumpulan-kumpulan tak resmi di masyarakat.
Silaturahmi yang luntur akan meningkatkan sifat individualisme pada masyarakat. Toleransi pun akan turut meluntur bersamaan dengan silaturahmi yang luntur. Budaya juga akan terkena imbasnya, sehingga akan mampu membuat sulitnya membendung budaya luar yang mengkontaminasi.
Kesulitan yang dihadapi saat ini, hanya bisa diatasi dengan persatuan. Persatuan hanya akan terwujud dengan maksimal ketika silaturahmi terjaga dengan baik. Oleh karenanya harus terus berfikir bagaimana menjaga toleransi.
Dengan disadarinya kemajuan tehnologi komunikasi mampu merusak silaturami, maka kiranya pengguna tehnologi ini dapat menjaga silaturami tetap terjaga. Mungkin akan terlihat tidak efisien pertemuan-pertemuan dengan alasan silaturahmi. Akan tetapi hanya dengan demikian silaturahmi tetap dapat terjaga dengan baik. (Rahmat)