Mari Belajar Memagang Uang Agar Uang Tetap Dapat Dipegang.
Mari Belajar Memagang Uang Agar Uang Tetap Dapat Dipegang.
Belajar pegang uang
- Bagaimana mengatur keuangan?
- Bagaimana supaya terlihat “keren” tapi dengan biaya minimalis.
- Bagaimana supaya pasak tidak lebih besar daripada tiang?
- Bagaimana menjaga diri supaya tidak terjebak dengan hutang Credit Card?
- Bagaimana menyelesaikan hutang Credit Card?
- Mana lebih baik Credit Card atau Pinjol?
- Bagaimana agar KTA disetujui?
- Bagaimana menjaga diri dari investasi bodong?
- Bagaimana mengajukan proposal restrukturisasi hutang kepada Bank?
- Bagaimana menghitung besaran resiko yang mampu kita tanggung?
Jika dari sepuluh pertanyaan di atas, anda telah menanyakan minimal 5 pertanyaan pada diri sendiri, selamat yaaaaa anda sudah tiba di usia dewasa! Karena ketika masih usia sekolah, umumnya kita belum memikirkan cicilan Credit Card, pembayaran minimum, tagihan pam, tagihan kartu telfon pasca bayar dan lain sebagainya. Tetapi jika ternyata anda masih sekolah dan saat ini sedang memikirkan jawaban dari 10 pertanyaan di atas, saya yakin anda pasti sekolahnya di gedung pasca sarjana.
Ya, ketika kita menjadi dewasa, maka diasumsikan kita memiliki ‘financial skill’ yang baik, meskipun hal-hal terkait pengaturan keuangan tidak pernah diajarkan kepada kita, baik di sekolah atau pun di rumah ( Saya tidak tahu jumlah gaji orang tua saya saat beliau masih aktif bekerja, bagaimana pengaturannya, apa saja instrumen investasi yang digunakan, mana yang berhasil, mana yang tidak).
Nah! Karena anggapan bahwa ‘financial skill’ akan tumbuh sendiri maka ketika dewasa, maka banyak orang, termasuk saya yang gelagapan dalam menghadapi dunia keuangan ini.
Setelah beberapa waktu jatuh-bangun-jatuh belajar di dunia keuangan ini, saya merasa sangat optimis.Alasannya begini, saat kita dewasa, cepat atau lambat, maka kita akan punya masalah keuangan.
Terlepas dari latar belakang apapun yang dimiliki, kaya banget atau susah-susah jambu madu, pada satu hari, anda, saya, kita semua akan menghadapi masalah dengan keuangan. Bisa terlilit hutang besar banget sementara sedang tidak punya penghasilan tetap. Bisa saja tertipu dengan teman yang tadinya menjanjikan keuntungan menggiurkan dari investasi jenis baru, dan setelah kita kirim uang “investasi” lalu dia malah menghilang tak tentu di rimba mana.
Bisa saja anda membutuhkan dana tunai yang besar banget untuk membayar sesuatu yang sangat mendesak dan anda tidak tahu mau bertanya atau minta pinjam ke siapa.
Lalu? Kenapa optimis? Ya karena masalah keuangan yang sekarang ada di hadapan kita, memberi kesempatan belajar: masalah selalu menjadi jalan terbaik untuk mengasah kecerdasan financial dan kurikulum terbaik menjadi literat dalam urusan pengelolaan uang.
Proses pembelajaran ini akan datang dengan caranya dan waktunya sendiri. Ada yang bisa menyelesaikan hutang maha dahsyat dalam waktu 6 bulan saja, baguslah. Ada yang masih berjuang menyelesaikan utang lama sekali dan akhirnya, setelah 5, 10 atau bahkan 17 tahun, utang seluruhnya bisa terbayar lunas, dan ada juga yang masih sakit kepala merenungi segala utang yang ada.
Dalam proses pembelajaran, jatuh-bangun-jatuh adalah proses yang wajar dan perlu.
Pendeknya, kita semua akan mengalami masalah keuangan, dan kita semua, suka tidak suka, harus menghadapi masalah tersebut. Pada akhirnya saya berharap kita semua dapat menggunakan uang sebagaimana menggunakan waktu, efektif dan efisien.
Salam, Karin Sabrina