PERS, PILAR KEEMPAT DEMOKRASI DI INDONESIA. Sudah Tau Kah ?
PERS, PILAR KEEMPAT DEMOKRASI DI INDONESIA. Sudah Tau Kah ?
Jurnalis gerakanmerdeka.com sangat menyayangkan kejadian sebagaimana pemberitaan di media pada halaman web, Ingin Konfirmasi Terkait Papan Reklame Illegal, Wartawan dan Satpam DPMTPSP Kota Medan Adu Mulut (kabarriau.com).
Dijaman Reformasi sudah berlalu hampir 25 tahun, kejadian seperti pemberitaan tersebut sungguh mencederai hati para aktifis reformasi 98 yang telah berjuang menegakkan tonggak demokrasi dengan bergulirnya reformasi 1998.
Pers adalah Pilar Keempat Demokrasi di Indonesia. (baca : Menjaga Pers sebagai Pilar Keempat Demokrasi (mediaindonesia.com) )
Oleh karenanya, Pers harus didorong terus untuk independent dan lugas mengungkap sesuatu hal apalagi yang ditutup tutupi.
Kejadian dimana adu mulut mewarnai kerja para Jurnalis, seharusnya sudah tidak terjadi lagi dijaman ini.
Kita bisa melihat salah satu contoh instansi yang membuka diri untuk pers. Pengadilan Negeri Bangkinang, di Kabupaten Kampar, Riau. Instansi yang tidak begitu kota dibanding Kota Medan ini, justru membuat keterbukaan kepada pers dengan menyiapkan ruang khusus.
Siap di beritakan, itulah yang terlihat dari instansi ini. Tentunya, tak ada yang buruk sehingga harus takut diberitakan. Padahal, instansi seperti ini di mata masyarakat masih terkategori buruk, namun sekarang siap terbuka.
Seharusnya, para walikota, bupati, gubernur mendorong instansi teknis dibawah nya siap membuka diri atas info yang diminta jurnalis. Sudah tidak jamannya main kucing kucingan. Jika menyimpan busuk, pasti terendus juga. Dan kebebasan pers di instansi manapun, ukuran penegakan demokrasi oleh instansi tersebut.
Samsul, seorang jurnalis di Pengadilan Negeri Bangkinang berpesan kepada Bapak Walikota Medan, agar diganti saja kepala dinas yang menutup diri dari pers.
Pers harus kita jaga bersama. Pers, setiap orang membutuhkannya. Oleh karenanya, harus terus didorong lebih independent, lebih lugas dan lebih profesional. (Jene)
