Lirik Sistem Belajar Diluar Ruangan Dari Sekolah RB Vlayesha

Medan, 22 Oktober 2025
“Silahkan dibeli buah sehatnya Pak, harganya murah hanya tiga puluh ribu rupiah”, ucap Olivia kepada salah satu orang tua. Hal tersebut menjadi pemandangan menarik saat acara bajar yang digelar oleh Siswa SD Vlayesha di Taman Belajar Vlayesha. Tidak hanya Olivia, disana juga ada Tobias yang menawarkan gantungan kunci agar kunci tidak mudah hilang. “Harganya lima belas ribu Pak, tidak mahal”, tutur Tobias dengan ramah.
Di stand lain ada Luis yang menggunakan pulpen dan kertas menghitung jumlah belanjaan seorang pengunjung. “Tiga puluh lima ribu ditambah tiga puluh ribu sama dengan enam puluh lima ribu, semuanya enam puluh lima ribu”, tuturnya. Dia baru menghitung total belanjaan dengan cara cepat dikertas dan terlihat tergesa-gesa melayani pengunjung. Juga ada Jordan yang membawa kotak tisu bersama temannya dan menawarkannya kepada pengunjung disana.
Anak-anak SD diacara tersebut terlihat berupaya keras menerangkan barang dagangannya kepada semua pengunjung. Saat barang dagangannya tidak banyak laku atau sepi di stand nya, mereka tak putus akal, mereka berkeliling menawarkan dagangannya. Fetli menyapa dengan sopan, “Hai Pak, saya ada jual roti, Bapak beli ya, satunya dua ribu”, tuturnya ramah. “Uang saya lima ribu, mau beli dua, kembalinya berapa ?”, ucap pengunjung tersebut hendak melihat kemampuan Fetli berhitung. “Kembaliannya seribu rupiah Pak” ucap Fetli dengan pasti sambil meminta uang pecahan seribu kepada temannya.
Sekilas bajar tersebut seperti bajar pada umumnya, dimana biasanya tujuannya adalah untuk kegiatan sosial. Namun jika dlihat dari sisi pelaksananya yang merupakan sebuah sekolah, kegiatan ini dapat dilihat sebagai praktek atas teori pembelajaran selama ini. Tiap anak mempraktekkan pelajaran yang diperolehnya dari sekolah pada bajar tersebut. Dan hal inilah yang menarik dari bajar yang dilaksanakan pada Sabtu 18 Oktober 2025 lalu.
Baca : Sisa Hardiknas 2025, “Apa Yang Salah Dengan Salah Jurusan ?”
Selain membentuk karakter anak, tujuan pembelajaran di sekolah juga untuk memberikan keterampilan hidup bagi para peserta didik. Namun keterampilan tersebut tidak akan maksimal dimiliki para peserta didik paska sekolah, jika hanya diberikan secara teori saja. Seiring dengan berjalannya pembelajaran di sekolah, Keterampilan hidup tersebut harus juga dipraktekkan secara konsisten. Hal ini penting agar ketika peserta didik menyelesaikan massa sekolahnya, teori akademik dan keterampilan hidup telah dimiliki dengan sempurna.
Banyak fakta ditemukan dimana paska tamat sekolah sang juara kelas (saat sekolah) kesuksesannya tidak begitu luar biasa. Namun anak yang nilai akademiknya standard saat belajar disekolah, kesuksesannya justru melampaui sang juara kelasnya. Dari banyak pandangan tentang hal ini, arah kesimpulan mengarah kepada tingkat keterampilan hidup masing-masing siswa. Keterampilan Hidup tersebut contohnya seperti kemampuan berkomunikasi dengan baik, kemampuan bersikap dan bertanggung jawab. Selain itu ada kemampuan presentase, kemampuan meyakinkan seseorang, kemampuan membaca peluang dan sebagainya. Menguji kemampuan itulah yang terlihat sedang dilakukan oleh sekolah vlayesha, dari proses belajar diluar ruangan yang diterapkannya melalui bajar.
Dalam dunia berkarier, Keterampilan Hidup sering menjadi penentu keberhasilan. Dalam berkarier tidak selamanya kemampuan matematika menjadi penentu keberhasilan seseorang. Justru yang mampu berkomunikasi dengan baik dan menyampaikan pendapat dengan presentase baik justru sering jadi pemenang. Contoh ini banyak bisa dilihat di sekeliling kita. Sebut saja seperti Sekretaris Kabinet Merah Putih saat ini, Bapak Letnan Kolonel Teddy Indra Wijaya. Diketahui saat ini dia memiliki kepangkatan yang lebih tinggi dari teman seangkatannya. Padahal saat lulus dari Akademi Militer dia bukan sang juara kelas saat itu. Tentunya, Keterampian Hidup tersebut diatas patut dilihat sebagai penunjang keberhasilan dari Karier salah satu Putra Terbaik Indonesia itu.
Sebegitu pentingnya Keterampian Hidup tersebut untuk mendampingi kemampuan teori akademik siswa. Sebab keterampilan tersebutlah yang mampu memaksimalkan teori akademik para siswa untuk dapat sampai ke puncak kariernya. Oleh karena itu, aktifitas belajar teori dan menguji Keterampilan Hidup menjadi sangat penting untuk dilakukan secara konsisten oleh sekolah, tentunya dengan sering menyediakan ruang praktek secara langsung bagi para siswa, sebagaimana yang dilakukan sekolah Vlayesha dengan bajarnya. (yig)
