Alat Perjuangan Orang “Kecil” ? Ya Organisasi, Mana Ada lain


SPMS SGBN Aksi SPMS SGBN Aksi

Medan, 31 Juli 2025

Bincang santai gerakanmerdeka.com hari ini di Kantor PBHI Sumatera Utara, menyangkut pentingnya organisasi bagi masyarakat kecil. Suardi yang akrab di sapa Bung Adi memberikan pandangan sederhananya terkait organisasi. Menurutnya, organisasi itu adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar, sebab tidak ada manusia yang sanggup hidup tanpa bantuan orang lain. “Jadi agak aneh bagi saya jika ada orang yang sama sekali tidak punya atau tidak ikut organisasi”, ungkapnya.

Baca : PBHI – Jakarta

Bung Adi sendiri dalam catatan gerakanmerdeka.com pernah menjadi Koordinator IKOHI untuk Sumatera Utara. Ikohi merupakan organisasi korban-korban orde baru yang bergabung guna menuntut keadilan atas ketidak-adilan yang dialaminya. Organisasi ini, tersebar di beberapa kota di Indonesia dan aktif beraktifitas untuk mewujudkan cita-cita pendiriannya.

Baca : IKOHI | Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia

Selain itu Bung Adi juga aktif mendampingi organisasi organisasi tani yang ada di Sumatera Utara. Rata-rata organisasi yang didampinginya dibentuk untuk menuntut pengembalian tanahnya yang dirampas dimassa orde baru. Salah satu organisasi tani yang di dampingannya adalah Kelompok Tani Padang Halaban di Kabupaten Labuhan Batu.

Baca Juga : #KamiBersamaPadangHalaban: Hentikan Penggusuran di Padang Halaban dan Hormati Hak Asasi Manusia! • Amnesty International Indonesia

Menurut Bung Adi, organisasi harus terbentuk karena adanya kesamaan cita-cita anggotanya. “Ini penting agar semua anggota mau menjalankan program organisasi dengan baik secara bersama-sama”, tutur Bung Adi. Lanjutnya, “Namun jangan salah ya, ada juga kondisi dimana cita-citanya sama, namun untuk mewujdukannya tidak semua anggota mau bersama-sama”. “Inilah penyebab gagalnya organisasi-organisasi masyarakat kecil kita, kurang kesadarannya”, tegas Bung Adi.

Ia menerangkan beberapa faktor penyebab seringnya organisasi masyarakat kecil kalah ditengah jalan. “Yang pertama masalah nya adalah tingkat pendidikan yang rendah yang akibatnya kesadaran sangat minim. Lalu sifat individualistis, dan juga tidak biasa bekerjasama”, ungkapnya. Terkait individualistis, menurutnya itu disebabkan himpitan ekonomi yang harus bertarung sendiri. Dia juga menambahkan bahwa hal tersebut dipengaruhi juga oleh pengalaman buruk massa orde baru bagi yang aktif diorganisasi.  

Baca Juga : Sejarah keberadaan organisasi buruh di Indonesia.

Terkhusus kawan kawan buruh, petani, nelayan dan kaum miskin lainnya, Bung Adi mengatakan berorganisasi itu harus. “Buruh yang harus gabung dengan serikat buruh, petani dengan serikat atau kelompok tani, nelayan dengan serikat nelayan. Kalau kaum miskin lainnya pun harus demikian, berserikat, sebab bagaimana mungkin melawan sistem saat ini sendirian”, tekannya. Perumpamaan Bung Adi sangat menggelitik namun cukup membangun kesadaran saat bercanda tentang organisasi. “Tau abang, pengusaha dan pejabat saja berorganisasi, masak buruh, tani, nelayan dan kaum miskin kota tidak”, ungkapnya. “Preman saja berorganisasi, ada ada aja kalau sampai buruh, tani, nelayan dan kaum miskin tidak berorganisasi”, tutupnya. (yig)

Berserikat Kuat
Berserikat Kuat
What’s your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top