“MASALAH ?”, “Masalah Buat Loh ?” Jangan Sampai Terucapkan.
“MASALAH ?”, “Masalah Buat Loh ?” Jangan Sampai Terucapkan.
Masalah
Tidak ada orang yang lebih menyukai masalah daripada mahasiswa S2 dan S3 yang sedang menulis thesis dan disertasi.
Jika anda atau orang terdekat anda atau orang yang ngga jelas jarak dekat jauhnya ke anda saat ini sedang menulis thesis atau disertasi, ada hal-hal yang pantang ditanyakan kepada mereka, dan sebaiknya anda mengingat pantangan ini baik baik jika ingin hubungan anda dengan pejuang thesis/disertasi tetap manis seperti jus mangga asli tanpa es.
Jangan pernah menanyakan kepada pejuang Thesis hal-hal berikut: Kapan lulus?; udah ada paper yang di publish di journal internasional terakreditasi?; Gimana thesisnya, udah selesai?; dan yang terakhir… jangan menanyakan, sorry.. aku lupa, anda angkatan tahun berapa?
Kontradiktif memang, saya memulai tulisan hari ini dengan menyatakan bahwa pejuang thesis/disertasi adalah orang yang sangat menyukai masalah, dan jika pertanyaan itu equal dengan masalah .. mestinya pejuang thesis/ disertasi suka dong di beri pertanyaan pertanyaan seperti yang saya sebutkan tadi tetapi ternyata tidak.
Salah satu dosen saya, pernah bilang seperti ini, masalah yang disukai pejuang thesis, bukanlah masalah-masalah rutin seperti kapan nikah, kapan lulus, kapan selesai thesis, kapan hutang dibayar, kapan cicilan ini berakhir, kapan hukum bisa betul-betul membela kepentingan Perempuan yang sudah bercerai, kapan urusan di pengadilan bisa selesai dengan cepat dan transparan, kapan kita naik gaji? bukaan… masalah yang di cintai oleh pejuang thesis adalah masalah yang yang dapat dicari jawabannya dengan menggunakan langkah langkah ilmiah.
Untuk lebih saintifik, masalah yang disukai pejuang pejuang thesis dan disertasi ini adalah, masalah yang dapat di rumuskan menjadi tiga pertanyaan yang di awali dengan kata apa, bagaimana dan mengapa; variabel – variabel di dalam masalah ini mesti memiliki ukuran yang valid dan sebagai konsekuensinya, bisa dilakukan pengukuran terhadap semua variable yang ada ; dan yang paling penting adalah masalah ini dapat dilihat posisinya dengan jelas di bidang penelitian terkait.
Posisi yang saya maksud adalah, dimana posisi thesis/disertasi kita jika ditinjau dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di bidang tersebut, apakah setuju dan hasil penelitian kita menambah pengetahuan baru di bidang terkait, atau kita tidak setuju dan hasil penelitian kita adalah argumentasi valid tentang ketidaksetujuan kita.
Maka pertanyaan pentingnya sekarang, apakah pejuang thesis/disertasi tidak memiliki masalah-masalah rutin dalam hidupnya?
hahahaha… tentu saja punya kawan! dan segala masalah rutin itu ditambah, dikali, dikuadratkan sama kewajiban untuk menulis latar belakang yang mantap, rumusan masalah saintifik, landasan teori yang sesuai, kerangka konseptual yang jelas, akan sangat baik jika dapat diterjemahkan ke dalam bentuk bagan berwarna, metode yang valid, alat dan teknik yang paling baru agar kita dapat mengiris kumpulan data data itu sedemikian rupa hingga muncul hasil yang dapat dipertanggungjawabkan di ikuti kesimpulan yang mantap. Singkat kata… berbelaskasihan lah pada pejuang thesis/disertasi di sekitar anda!-( Karin Sabrina)